Nov 30, 2012

Klasifikasi Makhluk Hidup, Taksonomi

Ilmu yang mempelajari klasifikasi mkhluk hidup adalah Taksonomi
Klasifikasi dilakukan untuk menyederhanakan obyek kajian makhluk hidup yang beranekaragam
Dasar klasifikasi adalah persamaan dan perbedaan ciri makhluk hidup.


Sistem Klasifikasi

Sistem Klasifikasi
Dasar yang dipakai
1.
Alami
Ciri morfologi, anatomi dan fisiologi
2.
Buatan
Ciri morfologi
3.
Filogeni
Jauh dekatnya hubungan kekerabatan

Tingkatan takson
Semakin kea rah spesies persamaan ciri semakin banyak
KINGDOM
Semakin kearah spesies jumlah organismenya semakin sedikit
FILUM/DIVISIO
KELAS
ORDO
FAMILI
GENUS
SPESIES

Aturan penulisan nama ilmiah

  • Aturan penulisan nama ilmiah mengikuti aturan Binomial Nomenclature yang dibuat Carolus Linaeus
  • Nama spesies dibuat dalam bahasa latin atau yang dilatinkan agar bisa dikenal oleh seluruh ilmuwan yang ada di dunia
  • Ditulis dalam 2 kata, data depan menunjukkan nama genusnya ( diawali dengan huruf besar), dan kata kedua merupakan petunjuk spesies atau epitethonnya
  • Dicetak miring atau digaris bawah secara terpisah
  • Nama penemu atau inisialnya bisa ditambahkan di belakang nama spesies diawali huruf besar dan tidak dicetak miring
  • Nama ras pada hewan dan nama varietas pada tumbuhan ditambahkan pada bagian belakang nama spesies.
Contoh :
  • Nama ilmiah untuk Flamboyan : Delonix regia Raf. ( Delonix adalah nama genusnya, regia adalah petunjuk spesiesnya dan Raf adalah singkatan nama penemunya
  • Padi ketan, memiliki nama ilmah Oryza sativa glutinosa, kata glutinosa menunjukkan nama varietasnya
  • Harimau Sumatera, memiliki nama ilmiah Panthera tigris sumateraensis, kata sumateraensis menunjukkan rasnya

Pembagian Kingdom Makhluk Hidup

Klasifikasi manusia hidup pertama kali hanya diklasifikasikan dalam 2 kingdom ( Plantae dan Animalia ), berdasarkan mobilitas dan cara mendapatkan makanannya.

Pembagian menjadi 3 kingdom ( Protista, Plantae, dan Animalia ) dilakukan setelah penemuan mikroskop, dan pembagian dunia makhluk hidup menjadi 4 kingdom (Monera, Protista, Plantae, Animalia ) dibuat setelah ditemukannya mikroskop electron, Robert Whittaker memisahkan jamur dari kingdom Plantae dengan pertimbangan Jamur tidak bisa melakukan fotosintesis, sehingga klasifikasinya menjadi 5 kingdom yaitu Monera Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. 

Dalam perkembangan selanjutnya kingdom monera dibagi menjadi 2 kingdom yaitu Arkhaebacteria dan Eubacteria, sehingga pembagian kingdom monera dibagi menjadi 6 yaitu Arkhaebacteri dan Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.

Dengan penemuan Virus maka klasifikasi berkembang menjadi 7 kingdom yaitu Virus, Arkhaebakteri dan Eubacteria, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
Filum-filum dalam Kingdom Animalia :
1.    Porifera
2.    Coelenterata
3.    Platyhelminthes
4.    Nemathelminthes
5.    Anelida
6.    Molusca
7.    Arthropoda
8.    Echinodermata
9.    CHORDATA

Latihan 2. Carilah kingdomnya berdasarkan pembagian kingdom menjadi 6
( Virus, Monera, Protista, Fungi, Plantae, Animalia )

1.    Ganggang Biru
2.    Rhizopus oryza (Jamur tempe)
3.    Mangifera indica (Mangga)
4.    Varanus komodoensis (Komodo)
5.    Amoeba
6.    Mycobacterium leprae
7.    Bakteri ungu
8.    Cocos nucifera (Kelapa)
9.    Paramecium
10.    Ragi tape
11.    Protozoa
12.    Sallaca edulis ( Salak )
13.    Arachis hypogaea ( Kacang tanah )
14.    Elephas maximus
15.    Solanum Tuberosum (Kentang)
16.    Gallus gallus (Ayam)
17.    Ganggang merah
18.    Parkia spesiosa ( Petal )
19.    Autotrof,  prokariotik, unisel
20.    Unisel, eukariotik, heterotroph
21.    Autotrof, multisel terdeferensiasi, eukariotik
22.    Heterotrof, multiseluler, fagotrof
23.    Autotrof, multiseluler tidak terdeferensiasi, eukariotik
24.    Heterotrof, multiseluler, absorb
25.    Sallaca edulis (Salak)
26.    Arachis hypogaea ( kacang tanah )
27.    Strepcocus mutans
28.    NCD
29.    HIV
30.    Dengue

Nov 9, 2012

Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Jenis-Jenis Usaha Ekonomi Di Masyarakat Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Teknik Kunjung Lapangan


Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Jenis-Jenis Usaha Ekonomi  Di Masyarakat Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Learning  Teknik Kunjung Lapangan Pada Pembelajaran IPS Pada Kelas V  SDN 2 Tridharma Kec. Pulubala“ Suatu penelitian Tindakan Kelas, SKRIPSI, Gorontalo, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Program PJJ S1 PGSD, Universitas Negeri Gorontalo, 2010.

            Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah dengan model Pembelajaran kooperatif learning dengan teknik kunjung lapangan pemahaman siswa tentang Jenis-Jenis Usaha Ekonomi di masyarakat pada siswa kelas V di SDN 2 Tridharma Kecamatan. Pulubala Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan. Adapun tujuan penelitian adalah untuk untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang jenis-jenis usaha ekonomi di masyarakat menggunakan model Pembelajaran Cooperative learning dengan teknik kunjung lapangan pada siswa kelas V di SDN 2 Tridharma Kecamatan. Pulubala Kabupaten Gorontalo.

             Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi kegiatan belajar siswa dan melalui hasil kerja siswa. Sementara teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.

            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yakni secara umum penggunaan model pembelajaran kooperati learning teknik kunjung lapangan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang jenis-jenis usaha ekonomi di masyarakat.

            Tingkat pemahaman siswa secara umum mengalami peningkatan dari kegiatan siklus demi siklus yang dilaksanakan dalam penelitian.Hal ini terlihat pada siklus I, bahwa dari 5 aspek yang dinilai dalam pemahaman siswa secara keseluruhan hanya mencapai rata-rata 66 %. Setelah diadakan refleksi dan perbaikan pembelajaran pada siklus II, pemahaman siswa meningkat sebesar 89%. Dengan pengertian siklus I ke siklus II mencapai indikator yang telah ditetapkan.

Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif learning teknik kunjung lapangan dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang jenis-jenis usaha ekonomi di masyarakat menunjukan keberhasilan sesuai indikator yang diharapkan.




BAB I


PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari pembangunan Nasional, perlu diwujudkan guna peningkatan dan kemajuan sektor pendidikan. Merosotnya kualitas pendidikan banyak mendapat sorotan dari masyarakat, peserta lulusan kependidikan, para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya semaksimal mungkin mengadakan perbaikan dan penyempurnaan di bidang pendidikan. Sebagai langkah antisipasi, maka pendidikan banyak diarahkan pada penataan proses belajar, penggunaan dan pemilihan media belajar secara tepat. Kesemuanya dimaksudkan untuk pencapaian hasil belajar semaksimal mungkin.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar adalah perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

 
Perubahan tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungannya melalui proses belajar mengajar. Dimana guru memberikan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar sangatlah penting.
Melihat sedemikian kompleksnya masalah proses belajar dan peran guru, maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam proses belajar mengajar perlu dikembangkan iklim kandusif yang dapat menumbuhkan sikap dan prilaku belajar secara wajar. Untuk itu pembelajaran dengan menggunakan media, khususnya media gambar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk hal tersebut.
Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 2001 dicanangkan fungsi dan tujuan ilmu sosial antara lain mengembangkan nilai dan sikap serta keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang dihadapi sehari - hari serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.
Tentunya dengan materi yang disesuaikan dengan dunia anak yang memandang dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan dengan pemaknaan secara holistik yang berangkat dari hal yang bersifat konkrit.
Untuk itu guru harus kreatif dalam mendesain metode pembelajaran yang disenangi dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapal menghubungkan konsep yang dipelajarinya dengan dunia anak dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan.
Penanaman sikap atau sikap mental yang baik melalui pengajaran IPS, tidak dapat dilepaskan dari mengajarkan nilai dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. Dengan kata lain , strategi pengajaran nilai dan sistem nilai pada IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan pokok bahasan pada pengajaran IPS dengan menggunakan berbagai metode (multi metode), digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik pada diri siswa. Dengan terbinanya nilai-nilai secara baik dan terarah pada mereka, sikap mentalnya juga akan menjadi positif terhadap rangsangan dari lingkungannya, sehingga tingkah laku dan tindakannya tidak menyimpang dari nilai-nilai yang luhur. Dengan demikian tingkah laku dan tindakannya tadi selalu akan dilandasi oleh tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan terhadap lingkungannya. Penanaman nilai dan sikap pada pengajaran IPS hendaknya dipersiapkan dan dirancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda. Semakin tinggi jenjangnya semakin besar unsur pemahaman dan pertanggungjawabannya.
Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu yang terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan seluruh nilai- nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia. Sikap dan tingkah laku yang berlaku umum, yang lebih mengembangkan nilai kemanusiaan dan mengembangkan kesatuan sebagai warga masyarakat perlu mendapatkan tekanan.
Berdasarkan pengamatan pada proses pembelajaran IPS tentang jenis-jenis usaha ekonomi di kelas V  SDN 2 Tridharma Kecamatan Pulubala, guru masih berorientasi pada siswa yang dijadikan objek bukan sebagai subjek dalam pembelajaran. Sehingga guru dalam proses ini mendominasi aktivitas belajar sedangkan siswa hanya menerima informasi dari guru secara pasif.
Keterlibatan siswa dalam proses belajar tentang jenis-jenis usaha ekonomi masyarakat hanya sekadar mendengarkan dan bertanya apabila tulisarn atau suara guru kurang terdengar, tanpa dapat dengan aktif ikut mengembangkan materi yang didapatnya di sekolah dan menghubungkan materi tersebut dengan apa yang dilihat sehari-hari menyangkut jenis-jenis usaha ekonomi masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, proses pembelajaran selama ini ternyata telah berpengaruh pada kurangnya pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS terutama pada materi jenis-jenis usaha ekonomi masyarakat, sehingga hasil belajar siswa pun ikut menurun. Sehingga penenliti tertarik untuk melakukan peningkatan pemahaman siswa pada materi tersebut dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning teknik kunjung lapangan. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga indikator keberhasilan dapat tercapai sesuai yang diharapkan dalam penelitian ini.

1.2.            Identifikasi Masalah
            Berdasarkan analisis situasi baik kondisi maupun proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang jenis-jenis usaha ekonomi masyarakat selama ini maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1.2.1        Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tidak sesuai dengan tingkat perkembangan dan konteks kehidupan anak.
1.2.2        Metode pembelajaran yang digunakan belum optimal dan kurang sesuai dengan materi yang diajarkankhususnya pada materi jenis-jenis usaha ekonomi masyarakat.
1.2.3        Pemahaman belajar siswa masih rendah tentang jenis-jenis usaha ekonomi masyarakat.
1.2.4        Siswa cenderung statis dan kurang memahami penjelasan guru dengan menggunakan metode ceramah.

1.3.            Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah dengan model Pembelajaran Kooperatif learning dengan teknik kunjung lapangan pemahaman siswa tentang Jenis-Jenis Usaha Ekonomi di masyarakat pada siswa kelas V di SDN 2 Tridharma Kecamatan. Pulubala Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan

1.4.            Cara Pemecahan Masalah
Permasalahan rendahnya pemahaman belajar siswa di kelas V di SDN 2 Tridharma Kecamatan. Pulubala Kabupaten Gorontalo perlu segera dicarikan solusinya guna peningkatan pemahaman siswa, demikian pula guru perlu melakukan refleksi atas kinerjanya selama perolehan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang masih rendah..
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, maka ditempuh upaya pemecahan masalah sebagai berikut: .
1.4.1.       Mempersiapkan penyajian bahan ajar  yang sesuai dengan materi.
1.4.2.       Menggunakan metode pembelajaran kooperatif teknik kunjung lapangan.
1.4.3.       Membagi siswa dalam tiap-tiap kelompok untuk melakukan kunjung lapangan pada jenis-jenis usaha ekonomi yang dimiliki masyarakat baik itu di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

1.5.            Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang jenis-jenis usaha ekonomi di masyarakat menggunakan model Pembelajaran kooperatif learning dengan teknik kunjung lapangan pada siswa kelas V di SDN 2 Tridharma Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo.

1.6.            Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat baik sekolah, peneliti maupun peserta didik.
1.6.1.      Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi masukan untuk meningkatkan hasil belajar yang dicapai dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang telah di selenggarakan selama ini terutama dalam pembelajaran siswa tentang materi sumber daya alam yang dapat diperbaharui pada mata pelajaran IPS.
1.6.2.      Peserta didik, penelitian ini dapat membantu mereka dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
1.6.3.      Bagi sekolah diharapkan memberikan kontribusi dalam usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran di sekolah.